AYOPALEMBANG.COM -- Tahukah kamu bahwa hukum membaca Al-Qur'an bisa makruh? Hukum makruh dalam membaca Al-Qur'an bisa disebabkan karena suatu keadaan.
Sebelumnya, Pengasuh Pondok Pesantren Tegalrejo Magelang KH Yusuf Chudlori (Gus Yusuf) menjelaskan bahwa salah satu amalan yang paling baik yang bisa dilakukan umat Islam saat puasa di bulan Ramadhan adalah membaca atau tadarus Al-Qur’an.
Hal ini didasarkan bahwa bulan Ramadhan adalah bulan Nuzulul Qur’an atau waktu diturunkannya Al-Qur’an. Namun, Gus Yusuf mengingatkan semangat dalam membaca Al-Qur’an ini jangan sampai kebablasan dan menjadikan situasi serta kondisi lingkungan tidak kondusif.
Di antaranya dengan menggunakan pengeras suara yang melebihi batas kewajaran dan menjadikan orang lain terganggu karena sampai larut malam.
"Membaca Al-Qur’an itu bagus hukum asalnya, berpahala. Tetapi baca Al-Qur’an bisa jadi makruh," katanya dilansir dari NU Online, Minggu 26 Maret 2023.
"Al-Qur’annya bagus, tapi mungkin waktunya yang tidak tepat. Terus tempatnya juga nggak pas. Al-Qur’an itu berpahala ketika kita baca di tempat yang pas, pada waktu yang pas," imbuhnya.
Dia memberi contoh kemakruhan tempat membaca Al-Qur’an seperti membacanya di kamar mandi atau di jalan sehingga mengganggu lalu lintas masyarakat. Sementara kemakruhan terkait waktu jelasnya, seperti membaca Al-Qur’an sampai larut malam menggunakan pengeras suara.
Baca Juga: Akhirnya David Ozora Bisa Berdiri Lagi Selama 20 Menit
Jikalau pun harus menggunakan pengeras suara, dia menyarankan untuk menggunakan suara dalam masjid atau dengan volume yang tidak berlebihan sehingga bisa mengganggu orang lain.
"Karena kalau kita memakai sound system keluar lebih dari jam 9 malam kasihan tetangga-tetangga. Karena tidak semua orang sama dengan kita. Ada yang mungkin jam 8 harus tidur. Karena apa? Karena Jam 2 malam dia kerja shift malam," jelasnya.
Namun hal ini menurutnya juga bisa berbeda jika memang tradisi yang ada di masyarakat tidak mempermasalahkannya. Karena di berbagai daerah memang sudah terbiasa dengan hal-hal tersebut. Namun ketika berada di tengah-tengah masyarakat yang majemuk, maka harus dipertimbangkan.
Baca Juga: Lupa Mandi Junub Setelah Berhubungan Intim di Malam Ramadhan, Apakah Puasa tetap Sah?
"Apalagi ada yang non-Muslim. Kita harus menjaga itu. Karena kita tidak hanya punya kewajiban hablun minallah, berbaik-baik kepada Allah, tetapi kita juga harus hablun minannas, kita harus menjaga hubungan kebaikan kita terhadap sesama," jelasnya.
Pada kesempatan tersebut, Gus Yusuf juga mengingatkan seluruh umat Islam untuk tidak terjebak dalam pemuasan dan pemenuhan hawa nafsu saat puasa di bulan Ramadhan. Semua harus menyadari bahwa tujuan puasa sendiri adalah untuk menahan nafsu bukan justru mengumbar nafsu.
"Ramadhan tujuannya adalah untuk kita memperbanyak pahala ibadah. Bukan untuk memperbanyak hal-hal yang bersifat duniawi,” katanya.
Dia mengingatkan bahwa dalam hidup kita selama 12 bulan (1 tahun), 11 bulannya sudah di habiskan untuk urusan-urusan dunia. Sehingga umat Islam harus mampu menyisihkan waktu satu bulan untuk fokus beribadah di bulan Ramadhan dengan tetap melaksanakan kewajiban seperti mencari nafkah hidup.
"Kita tetap harus bekerja kan di bulan Ramadhan karena juga kita butuh untuk persiapan lebaran. Tapi ojo ngoyo-ngoyo itu loh," sarannya.
Artikel Terkait
Daftar Harga Paket Bukber di Hotel Palembang, dari yang Termurah hingga Termahal
Apakah Pikiran Kotor Membatalkan Puasa dan Harus Mandi Wajib? Begini Kata Ustadz Syam: Tergantung Keadaan
5 Wisata Pantai Surganya Sumatera Barat, Cocok untuk Ide Libur Lebaran Keluarga atau Teman
Resep Seafood Sambal Ijo ala Rumah Makan, Rasanya Lezat Anti Amis, Cocok untuk Menu Buka Puasa
Ramalan Shio Terbaru Hari Senin 27 Maret 2023 untuk Shio Anjing dan Shio Babi, Simak Keberuntungan Anda Disini
TERBARU! Ramalan Shio Hari Senin 27 Maret 2023 Spesial untuk Peruntungan Shio Kelinci dan Shio Naga